The Borders - South and North Korea (Part 1)

Inspirasi (lagi) dari Film Seri Korea

Puas rasanya saya telah menyelesaikan episode 1-20 serial Korea "The King 2 Hearts". Dari semua film yang saya tonton inilah yang terbaik. Awalnya saya berketetapan hati film terbaik adalah "Arang and The Magistrate", maaf ya Lee Joon Gi, menurut saya "The King 2 Hearts" yang paling top.

Film ini secara singkat bercerita tentang raja Korea Selatan yang mengarungi suka duka percintaan dengan tunangannya, yang kemudian menjadi ratu, yang berasal dari Korea Utara. Bukan romansa percintaan yang digembar-gemborkan di film ini tapi permasalahan politik, diplomasi, dan kebangsaan yang dikedepankan. Menarik!

Di tulisan saya ini, saya tidak akan menuliskan panjang lebar tentang film ini. Yang mengusik rasa penasaran saya adalah tentang wilayah-wilayah perbatasan Korea Selatan-Utara. Oh ya penyebutan Selatan dan Utara di tulisan ini saya buat berdasarkan urutan abjad. Walaupun nama resmi kedua negara ini bukan South dan. North Korea. Nama resmi Korea Selatan dengan taburan bintang film yang ganteng dan cantik itu adalah "Republic of Korea" sementara Korea Utara nama resminya "The Democratic People's Republic of Korea". Pada salah satu adegan film seri tersebut, di bagian akhir, sang raja menikah dengan sang ratu di perbatasan Korea Selatan dan Utara yang bernama Panmunjom. Pada paragraf selanjutnya Anda akan menemukan beberapa fakta menarik tentang wilayah-wilayah perbatasan Korea Selatan - Utara yang saya rangkum dari berbagai sumber.


Pemisahan Korea


Wilayah Korea yang lebih akrab disebut Semenanjung Korea (The Korean Peninsula) terbagi menjadi dua wilayah setelah kemenangan tentara Sekutu di Perang Dunia II tahun 1945, yang mengakhiri 35 tahun pendudukan pemerintah kolonial Jepang di Korea. Amerika Serikat dan Uni Soviet setuju untuk sementara menduduki negara itu sebagai wali dengan zona kontrol dibatasi oleh batas yang disebut paralel ke-38 (38th parallel). Tujuan perwalian ini adalah untuk mendirikan sebuah pemerintahan sementara Korea yang akan menjadi "bebas dan merdeka pada waktunya."

Saat pemilihan umum diselenggarakan oleh PBB, Uni Soviet menolak untuk bekerja sama, dan sebagai hasilnya, sebuah negara Komunis permanen didirikan di bawah naungan Soviet di utara dan negara pro-Barat iterbentuk di selatan. Kedua negara adidaya (Uni Soviet dan Amerika Serikat) memimpin dan mendukung secara penuh wilayah negara tersebut. Masing-masing mengklaim kedaulatan atas seluruh semenanjung Korea..

Pada tahun 1950-1953 Perang Korea meletus dan  menyebabkan terbentuknya dua Korea yang dipisahkan oleh Zona Demiliterisasi Korea. Dan sejak saat itu Korea Selatan dan Korea Utara mengalami Perang Dingin hingga saat ini. Karena mereka tidak pernah berdamai dan belum menandatangani perjanjian perdamaian maka tidak mengherankan bahwa di Korea Selatan setiap laki-laki usia mulai 17 tahun wajib ikut wajib militer (military service) selama 2 tahun, tidak terkecuali para superstar Korea. Baca di sini selengkapnya.


Perbatasan


Kedua wilayah Korea di darat dibatasi oleh Garis Demarkasi Militer (Military Demarcation Line - MDL), yang sering kali disebut sebagai Garis Gencatan Senjata (Armistice Line). Di kedua sisi dari garis, baik sisi dari Korea selatan dan Korea Utara dibentuk Zona Demiliterisasi Korea (Korean Demiliterized Zone - DMZ).  MDL dan DMZ dibentuk sejak gencatan senjata pada akhir Perang Korea pada tahun 1953.

Sementara di wilayah perairan, di Laut Kuning, kedua Korea dibagi oleh "garis demarkasi militer" maritim de facto dan batas maritim yang disebut Garis Batas Utara (Northern Limit Line - NLL) yang dibuat oleh Komando PBB pada tahun 1953.




Zona Demiliterisasi Korea

Zona Demiliterisasi Korea (Hangul: 한반도 비무장 지대, Hanja: 韩 半岛 非 武装 地带) adalah garis yang dibuat di atas tanah yang melintasi Semenanjung Korea yang berfungsi sebagai zona penyangga antara Utara dan Korea Selatan. Garis ini  memotong Semenanjung Korea kira-kira menjadi dua bagian sama besar.

DMZ panjangnya sekitar 248 kilometer. Tentara gabungan Amerika dan Korea Selatan berpatroli di baris ini di sepanjang sisi Korea Selatan, sementara patroli tentara Korea Utara di sepanjang sisi Korea Utara.
Dalam bahasa Korea, garis ini disebut Hyujeonseon (휴전선), yang berarti "Garis Gencatan Senjata." kadang garis ini juga disebut Gunsa Bungye-seon (군사 분계선), yang secara harfiah berarti "Garis Demarkasi militer." Namun, dalam bahasa sehari-hari, garis ini lebih sering disebut "Sampalseon" (삼팔선, "38th parallel"),

Garis itu sendiri diberi tanda yang serupa sejumlah 1.292  dan ditempatkan berjarak satu dengan yang lainnya di seluruh semenanjung. Tanda-tanda yang berada di sisi  utara ditulis dalam bahasa Korea Utara (Chosongul) dan bahasa Cina, sebaliknya di sisi selatan tanda-tanda yang sudah tua dan berkarat ini ditulis dalam bahasa Hangul dan Inggris.


PANMUNJOM

Panmunjom terletak sekitar 60 km sebelah barat laut dari Seoul yang juga merupakan markas Komando gencatan Senjata PBB  (United Nation Command Military Armistice Comission). Awalnya, wilayah ini disebut "Neolmun-ri". Namun, ketika daerah ini ditetapkan sebagai lokasi untuk pembicaraan gencatan senjata pada bulan Oktober, 1951, maka nama daerah kemudian ditulis dalam bahasa Cina dengan nama Panmunjom untuk kenyamanan bagi delegasi Cina.

Panmunjom sampai saat ini lebih dikenal sebagai Area Pengamanan Bersama (Joint Security Area), dengan luas wilayah sebesar  400m x 800m2. Di tempat ini dibuat Garis Demarkasi Militer di dalam pengawasan  UNCMAC yang digunakan untuk pembicaraan antara Komando PBB (UNC) dan para perwakilan  komunis (Korea Utara dan Cina).

Ketika JSA pertama kali dibentuk, pejabat UNCMAC dari kedua belah pihak diizinkan untuk bergerak bebas di dalam wilayah Panmunjom. Namun, setelah dibuat garis pemisah (MDL) karena sebuah insiden (Axe Murder pada tanggal 18 Agustus 1976), hal ini tidak berlaku lagi. Secara resmi wilayah ini berada di bawah kendali Komando PBB sesuai dengan Perjanjian Gencatan Senjata Korea.

Berikut adalah beberapa bangunan penting di Panmunjom yang masih bisa dikunjungi wisatawan dengan penjagaan ketat.


Freedom  House

Dibangun di bagian selatan JSA-Panmunjom pada bulan Juli 1998, Freedom House (baru) adalah bangunan berlantai empat dengan atap transparan. Ini adalah bangunan  'Kantor Penghubung Selatan dan Utara' dan  juga merupakan kantor Palang Merah. Bangunan ini menjadi fasilitas yang mendukung berbagai bentuk dialog, kontrak, dan pertukaran antar-Korea
sumber: http://www.tourdmz.com/english/03jsa/p2-1.php


Panmungak

Panmungak adalah bangunan simbolik yang mewakili Korea Utara di JSA-Panmunjom. Panmungak  pertama kali dibangun pada tanggal 2 September 1969 yang terletak sekitar 80 m utara dari Freedom House yang mewakili Korea Selatan  Bangunan ini berfungsi sebagai kantor untuk penjaga Korea Utara di JSA serta ruang tunggu untuk perwakilan untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata atau dialog antar-Korea. Gedung ini juga digunakan untuk mengadakan kegiatan propaganda melawan Korea Selatan seperti "Konvensi Pan-Korea 8,15 " setiap tanggal 15 Agustus. Panmunjom dulunya tidak terbuka untuk umum sampai tahun1964, 12 tahun setelah penandatanganan Perjanjian Gencatan Senjata Korea.


Panmungak, terlihat jelas dari jauh ketika mendekati Gedung perundingan (Conference Building)
sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Panmungak.jpg


Gedung Konferensi (Conference Building)

Gedung Konferensi adalah tempat di mana pembicaraan dan pertemuan antara Selatan dan Utara diadakan. Bangunan ini digunakan secara bergantian (berbagi bangunan antara kedua pihak) yang terbatasi oleh pintu pintu di kedua sisinya.

Salah satu perundingan yang diadakan di dalam gedung
sumber: http://www.tourdmz.com/english/03jsa/p2-2.php



Bagian dalam gedung bertembok biru (simbol PBB) dengan polisi militer Korea Selatan yang berjaga
sumber gambar: theworld.org

Gedung perundingan yang tampak sederhana ini tetap tampak "mencekam" bagi saya walaupun warna birunya manis.
Terliha di gambar polisi militer Korea Selatan menghadap ke arah Korea Utara.
Andai saya bisa berbincang dengan polisi militer tersebut yang saya tanyakan adalah perasaan mereka menghadapi musuh yang hanya selempar koin itu.
sumber gambar: jeremysuttonhibbert.photoshelter.com

Gedung Perdamaian (Peace House) 

Gedung Perdamaian ini digunakan untuk segala pembicaraan Selatan-Utara  yang tidak terkait dengan isu-isu militer. Gedung ini ini terletak di barat daya 130 m dari Freedom House. Bangunan ini awalnya dibangun pada bulan Juni 1980 saat persiapan untuk pembicaraan antar Perdana Menteri antara Selatan dan Utara. Kemudian gedung ini dibangun kembali pada bulan Desember 1989 di lokasi saat ini.

Peace House - Ponmunjam
sumber: panoramio.com

Tongilgak


Dibangun pada bulan Agustus 1985 sebagai gedung pertemuan, Tongilgak mirip dengan Gedung Perdamaian di bagian selatan Panmunjom.

Mulai bulan Mei 1992, gedung ini difungsikan  sebagai kantor penghubung Korea Selatan dan Utara. Secara spesifik gedung ini digunakan untuk pusat perhubungan di wilayah Utara Panmunjom. Karena terletak sekitar 100 meter barat laut dari Panmungak, bangunan ini tidak mudah terlihat dengan mata telanjang.

Tongilgak

Jembatan Tanpa Jalan Pulang  (Bridge of No Return)

Jembatan ini melintasi bagian tengah MDL di JSA, dan digunakan untuk  pintu masuk khusus JSA dari kota Kaesong. Namun, sejak insiden 'Axe Murder' pada 18 Agustus 1976 kedua belah pihak tidak pernah lagi menggunakan jembatan ini. Dulunya tepat setelah Perjanjian Gencatan Senjata Korea ditandatangani pada tahun 1953, pertukaran sandera perang dilakukan di jembatan ini. Jembatan ini dinamakan Bridge of No Return karena sekali tawanan perang memutuskan ke arah mana mereka ingin pergi di jembatan ini (Utara atau Selatan), tidak ada jalan untuk kembali.


Bridge of No Return
sumber : prometheus.med.utah.edu

Jembatan  Tanpa Jalan Pulang (Bridge of No Return) dari kejauhan
sumber : wikipedia

Papan penanda ini ditulis dalam bahasa Inggris dan Hangul (Korea Selatan) artinya fotografer mengambil dari sisi Korea Selatan. Tentu saja!
Tentara dari pihak Korea Selatan berdiri tegak menghadap ke arah wilayah Korea Utara.

Jembatan 72 Jam (72 Hours Bridge)


karena Bridge of No Return ditutup akibat insiden 'Axe Murder', Korea Utara kehilangan-satunya pintu masuk menuju Panmunjom. Untuk mendapatkan akses masuk lain Korea Utara membangun jembatan lain yang menghubungkan Panmunjom dan kota Kaesong. Dan jembatan ini dinamakan '72-Jam Bridge, 'karena Korea Utara (hanya) membutuhkan waktu  72 jam untuk membangun jembatan ini.


Satu-satunya gambar Jembatan 72 Jam yang beredar di internet dari situs resmi  turisme DMZ yang merupakan organisasi internasional dan didukung PBB.
http://www.tourdmz.com/english/03jsa/p2-7.php

Tertarik ke Panmunjom? Tunggu dulu. Baca informasi selanjutnya di bagian kedua JSA alias Pamunjom.


sumber :
http://www.wikipedia.org
http://www.tourdmz.com

Post a Comment

0 Comments

advertise